BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Mekanika kuantum dapat
menerangkan sifat atom hydrogen ( 1H1), tetap tidak bisa
menjelaskan atau menyusun suatu model untuk atom berelektron banyak. Kesulitan
tersebut terletak pada perumusan matematik, misalnya atom helium z = 2, hal ini
berarty kita harus memasukan 2 elektron. Ketika elektron pertama kita masukan
tingkat energinya berada atau mencapai tingkat dasar. Hasil ini sesuai dengan
tingkat-tingkat energi pada atom hidrogen yang sudah kita pelajari. Tetapi
ketika kita memasukkan elektron kedua, selain merasakan tarikan dari inti atom
z = 2, ia juag mengalami tolakan elektrik dari elektron pertama. Sedangkan e
pertama mengalami tolakan akibat masuknya e kedua, hal ini mengubah tingkat
elektron pertama. Pemecahan persamaan yang bersangkutan guna memeperoleh
tingkat energi, suatu atom dengan dua atau lebih elektron merupakan suatu hal
yang tidak mungkin tercapai. Jika suatu atom dengan z lebih dari satu elektron,
kecenderungan menempati tingkat energi terendah yang paling mugkin. Ini berarti
semua elektron menempati tingkat 1s. Perlu diketahui bahwa unsur gas mulia
cenderung tidak reaktif dan hampir semua keadaan tiak dapat membentuk senyawa
kimia.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
asas larangan pauli ?
2. Bagaiman
keadaan elektron dalam atom eletron banyak ?
3. Bagaimana
sifat – sifat unsur ?
4. Bagimana
penjumlahan momentum sudut total ?
5. Bagaimana
spektrum sinar- X ?
C.
Tujuan
1. Dapat
mengetahui asas larangan pauli
2. Dapat
mengetahui keadaan eleketron dalam atom elektron banyak
3. Dapat
mengetahui sifat – sifat unsur
4. Dapat
mengetahui penjumlahan momentum sudut total
5. Dapat
mengetahui spektrum sinar-X
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
Asas
Larangan Pauli
Aturan yang dikemukakan
oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1925,berdasarkan studinya terhadap data transisi
yang ada dan yang diperkirakan hadir tetapi tidak muncul dalam sebuah spektrum
atom. Diaman asas larangan pauli berbunyi “dua
elektron dalam tidak boleh memiliki himpunan bilangan kuantum (n,l,mp,ms)
yang sama”.
Asas larangan Pauli
merupakan aturan yang paling penting yang mengatur stuktur atom, dan kajian
terhadap sifat – sifat atom hanya akan berhasil melalui pemahaman secara
mendalam terhadap asas ini. Asas Pauli bekerja dalam kasus atom helium ( z = 2
). Elektron pertama dalam helium, pada keadaan dasar, memiliki himpunan
bilangan kuantum n = 1, l = 0, m1 = 0, ms = + ½ atau – ½
. elektron kedua dapat memiliki n, l, m1 yang sama tetapi tidak
boleh memiliki ms yang sama, karena bila terjadi demikian asas
larangan Pauli dilanggar. Jadi, bila elektron pertama memiliki ms =
+ ½ . elektron kedua harus memiliki ms = - ½ . Sekarang misalkan
sebuah atom litium disusun dengan ( z = 3 ).
Seperti pada atom
helium kedua elektron pertama akan memiliki himpunan bilangan kuantum ( n, l, m1,
ms ) = ( 1, 0, 0, + ½ ) dan ( 1, 0, 0, - ½ ). Menurut asas larangan
Pauli, elektron ketiga tidak boleh memiliki himpunan bilangan kuantum yang sama
seperti kedua elektron yang tadi. Akibatnya ia tidak dapat menempati tingkat n
= 1 , karena hanya ada dua himpunan bilangan kuntum berbeda yang tersedia pada
tingkat n = 1, sedangkan keduanya telah digunakan. Oleh karena itu elektron
ketiga harus pergi ketingkat n = 2. Pengalaman menunjukan bahwa tingkat berikut
dari kedua tingka n = 2 (2s atau 2p ) yang tersedia adalah tingkat 2s, karena
itu elektron ketiga dapat memiliki himpunan bilangan kuantum ( n, l, m1,
ms ) = ( 2, 0, 0, + ½ ), atau ( 2, 0, 0 – ½ ).
Elektron keempat dalam
kasus atom berilium ( z = 4 ) , akan memiliki nilai n, l, dan m1
yang sama, tetapi ms yang berlawanan dari yang memiliki elektron
tingkat ketiga. Ketika mencapai atom boron, dengan z = 5, elektron kelima tidak
dapat lagi menempati keadaan 2s, karena telah menempatkan kedua himpunan
bilangan kuantum yang mungkin pada tingkat itu. Elektron kelima kemudian pergi
kesalah satu dari sub tingkat 2p. Oleh karena itu dapat diperkirakan bahwa
sifat boron, dengan tambahan satu elektron 2p, akan berbeda dari sifat atom
litium dan barilium, yang hanya memiliki elektron 2s.
B. Keadaan Elektron dalam Atom Berelektron
Banyak

Tingkat
1s memiliki energi tingkat terendah. Energi tingkat 2s sedikit lebih rendah
dari pada 2p ( struktur halus antara 2s dan 2p, sangat kecil sehingga tidak
dapat diperlihatkan pada skala diagram ini ). Elektron 2s meraskan daya tarik
yang lebih besar dari inti atom dibandingkan tarikan yang dirasakan oleh
elektron 2p, karena elektron 2s terikat lebih kuat dar atom, sehingga energinya
lebih rendah.
Semua nilai tingkat n dan l tertentu misalnya ( 2s atau
3d ) dikenal sebagai sub kulit. Jumlah elektron yang ditempatkan pada setiap
sub kulit adalah 2 ( 2l + 1 ). Faktor ( 2l + 1 ) berasal dari nilai m1
yang berbeda dari setiap l, faktor 2 datang dari kedua nilai m1 yang
berbeda untuk ms = ( + ½ ) .
Kuliat atomik atau
sub kulit atomik yang berisi penuh jatah elektronnya disebut tertutup. Sebuah
sub kulit s ( l = 0 ) yang tertutup mengandug dua elektron sub kulit p ( l = 1
) tertutup mempunyai elektron, d ( l = 0
) mempunyai 10 elektron dan seterusnya. Momentum sudut orbital total dan spin
total dalam sub kulit tertutup adalah nol. Elektron dalam kulit tertutup
semuanya terikat kuat karena muatan inti yang positif lebih besar dari paad
muatan negatif elektron perisai ( terhalang ) yang didalam. Sehingga atom ini
tidak menarik elektron lain dan elektron – elekrtonnya tidak mudah terlepas,
atom semacam ini bersifat kimiawi pasif seperti pada gas mulia.

C.
Sifat
– Sifat Unsur
Sifat – sifat kimia dan fisika sebgai unsur yaitu :
1. Sub
kulit yang terisi penuh merupakan kinfigurasi yang paling mantap
2. Sub
kulit yang terisi penuh tidak memberikan saham pada sifat fisika dan kimia
Sifa fisika
dari berbagai unsur yang merupakan teori atom yaitu :
1. Jari – jari atom.
Jari – jari sebuah atom bukan suatu besaran yang tertentu secara pasti. Hal ini
karena ukuran sebuah atom oleh rapat probabilitas sebuah elektron jari – jari
atom tidak adapat diukur melalui percobaan, dimana pengukurannya dilakukan
dengan mengukur jarak antara atom dalam sebuah kristal yang mengandung unsur
itu.
2. Energi ioninsasi.
Energi minimum yang diperlukan untuk membebaskan sebuah elektron dari atomnya.
Misalnya atom Hidrogen ( E = 13, 6 eV ) Helium E = 24, 6 eV untuk pertama
elektron dan E = 54,4 eV untuk elektron kedua.
3.
Resistivitas
elektrik (
).
= 1,7 x 10-6
Ω Cm resistivitas paling kecil bagi tembaga dan
= 2 x 1017 Ω
Cm resistivitas bagi belerang. Dari sudut pandang atom arus bergantung pada
aliran elekrton yang relatif lemah yang ikatannya yang mudah dibebaskan dari
atomnya yang mengenakan beda potensial.
4.
Susebtibilitas
X . Bila
suatu bahan ditempatkan dlam suau medan magnet dengan intenstas
maka bahannya termagnetisasi yang besarnya
sebanding dengan B.
D. Penjumlahan Momentum Sudut Total

Gambar : beberapa keadaan eksitasi
sebuah atom khayal. Hanyalah keadaan 1 dan 2 yang dapat dcapai dibawah
penyinaran dengan cahaya matahari, penyinaran dengan cahya ultraviolet mengisi
keadaan 4 yang selanjutnya mengisis keadaan 3. Dibawah cahaya ultraviolet,
terlihat warna biru atau ultraviolet yang lebih kuat (413 nm) dari pada penyinaran
dengan cahaya matahari.
Pada atom alkali
seperti natrium sifat atomnya ditentukan oleh sifta atom terluar, jika atom
tersebut memiliki bilangan kuantum (n, l, m1, ms ) maka
atom secara keseluruhan berperilaku solah – olah memiliki bilangan kuantum.
Dalam atom yang lebih kompleks sepert karbon hal ni tidaklah benar. Konfigurasi
elektron dari karbon ( z = 6 ) adalah 1s22s22p2
. Untuk bahasan ini maka diabaikan sub kulit terisi penuh 1s dan 2s, karena
mereka tidak memberi saham langsung pada bagian besar sifat atom karbon.
Andaikan kedua elektron 2p memiliki bilangan kuantum (2, l1, ml1,
ms1 ) dan ( 2, l2, ml2, ms2 ) di
mana l1 = l2 = 1. Atom karbon ini dengan demikian
berperilaku seolah – olah dia memiliki momentum sudut L, yang merupakan jumlah
vektor dari vektor – vektor momentum sudut menurut :
L = l1 + l2
Vektor momentum sudut
bukanlah vektor biasa, melainkan menyatakan vektor momentum sudut terkuantisasi
sehingga mereka harus dijumlahkan dengan suatu cra yang terdiri dari :
1. Carilah
nilai maksimum yang dapat memiliki komponen z gabungan kedua vektor. Karena
komponen z dijumlahkan seperti menjumlahkan bilangan biasa, bukan seperti
vektor maka komponen z gabungan dari L, yang kita sebut ML didpat
menurut hubungan
ML = ml1 + ml2
Nilai
maksimum ML bagi karbon adalah jelas +2, apabila ml1 dan
ml2 masing – masingnya adalah +1. Jumlah ini memberikan nilai
resultan maksimum L
2. Carilah
nilai mutlak komponen z bila tiap vekto memiliki nilai maksimum komponen z nya.
Ini memberikan nilai minimum dari L yang adalah nol bila ml1 dan ml2
bernilai +1.
3. Bilangan
kuantum L gabungan mengambil semua nilai bulat yang mungkin mulai dari yang
berhubungan dengan jumlah maksimum komponen z ( dalam kasus ini ) hingga nilai
mutlak selisih maksimum komponen z ( 0 dalam kasusu ini ) . unutuk karbon,
nilai – nilai yang mungkin bagi L adalah 0, 1, 2.
4. Aturan
kuantisasi yang lazim bagi momentum sudut yang juga barlaku bagi vektor L yaitu
Dan
Lz
= Ml h
Masing – masing elektron memiliki spin ½ dan harus
dijumlahkan untuk memperoleh spin total S. Kita terapkan aturan yang sma
seperti yang kita terapkan bagi L. Ada nilai maksimum dan minimum dari Ms
= ms1 + ms2. Untuk karbon adalah berturut – turut 1 (
jumlah ) dan 0 ( selisih ). Nilai s dengan demikian adalah 1 dan 0 ( nilai
bulat dari nilai maksimum ) :
Sz = Ms h
E. Spektrum Sinar X
Ketika mempelajari gas
bertekanan rendah, W. C Rountgen pada tahun 1895 melihat terjadinyan
flouresensi atau pendaran pada kertas yang dilapisi bahan pendaran barium
platina cyanida yang ditempatkan menghadapat tabung gas pijar meskipun
permukaan kertas yang menghadap tabung adalah yang tidak berlapiskan pijar
bahkan pada jarak sejauh 2 meter. Selanjutnya Rountgen berksimpulan bahwa
radiasi yang menghasilkan pendaran itu berasal drai sebagian tabung yang
ditumbuk sinar katoda.
Beberapa kesimpulan
hasil penelitian Rountgen tentang radiasi sinar Rountgen atau sinar X :
1. Hampir
semua bahan dapat ditembus sinar X. Sinar iitu dapat menembus balok setebal 3
cm tetapi menjadu cukup lemah setelah menembus aluminium setebal 1,5 cm. Dengan
menempatkan tangan diantara tabung sinar X dan tabir berlapiskan bahan
pendar,akan terlihat bayangan tulang tangan ditabir flourensis.
2. Sinar
X dapat menghitamkan kertas potret
3. Sinar
X tidak dapat dikumpulkan oleh lensa
4. Sinar
X didapatkan menjalar menurut garis lurus walaupun melalui medan listrik dan
magnetik, tetapi menembud bahan dengan mudah, menyebabkan bhan fosforesen
berkilau, dan terjadi perubahan flat fotografik.
5. Sinar
X dapat menetralkan muatan pada benda bermuatan listrik positif maupun negatif.
Ini berarti sinar X dapat menghasilkan mutan listrik sewaktu melintasi medium.
6. Sinar
terjadi apabila sinar katoda membentur bahan padat terutama logam
Spektrum
sinar X yang malar merupakan hasil dari kebalikan efek foto listrik, dengan
energi kinetik elektron tertransformsi menjadi foton berenergi hv. Spektrum
diskritnyan yang berada dipihak lain penyebabnya adalah transisi elektronik
dalam atom yang telah diganggu oleh elektron yang datang.
Jika
elektron berenergi tinggi menumbuk atom dan melepaskan sebuah atom berkulit K (
elektron K juga dapat dinaikkan ke keadaan kuantum yang lebih atas yang tak
terisi tetapi perbedaan energi yang diperlukan untuk ha itu dan perbedaan
energi untuk melepaskan elektron tidak penting hanya 0,2 persen untuk natrium
dan lebih kecil lagi untuk atom yang lebih berat) .
Hubunga
aprosimasi antara frekuensi garis sinar X ka dari suatu unsur dan nmor
atomiknya Z. Foton K ( X dipancarkan jika elektron L ( n = 2 ) melakukan
transisi kekeadaan K yang kosong n = 1. Untuk mendapatkan frekuensi foton ka
dengan mengamnil ni = 2 dan nf = 1 dengan mengganti e4
dengan (Z – 1)2 e4 sehingga :

Dengan
R =
= 1,097 x 102 m-1
menyatakan kinstanta rydberg. Energi foton sinar X Ka diberikan dalam elektron
volt bergantug dari ( Z – 1 ) menurut rumus E ( Ka ) = 10,2 eV x ( Z – 1 )2.
BAB
3
PENUTUP
A. Kesimpula
Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa :
·
Asas larangan pauli berbunyi “dua elektron dalam tidak boleh memiliki
himpunan bilangan kuantum (n,l,mp,ms) yang sama”. Asas
larangan Pauli merupakan aturan yang paling penting yang mengatur stuktur atom,
dan kajian terhadap sifat – sifat atom hanya akan berhasil melalui pemahaman
secara mendalam terhadap asas ini. Asas Pauli bekerja dalam kasus atom helium (
z = 2 ). Elektron pertama dalam helium, pada keadaan dasar, memiliki himpunan
bilangan kuantum n = 1, l = 0, m1 = 0, ms = + ½ atau – ½
.
·
Semua nilai tingkat n dan l tertentu
misalnya ( 2s atau 3d ) dikenal sebagai sub kulit. Jumlah elektron yang
ditempatkan pada setiap sub kulit adalah 2 ( 2l + 1 ). Faktor ( 2l + 1 )
berasal dari nilai m1 yang berbeda dari setiap l, faktor 2 datang
dari kedua nilai m1 yang berbeda untuk ms = ( + ½ ) .
·
Atom berelektron banyak memiliki sifat –
sifta unsur diantaranya : jari – jari atom, energi ionisasi, resistivitas
elektrik dan susebtibilitas X.
·
Momentum sudut L, yang merupakan jumlah
vektor dari vektor – vektor momentum sudut menurut :
L
= l1 + l2
·
Radiasi sinar Rountgen atau sinar X yaitu
hampir semua bahan dapat ditembus sinar X. Sinar iitu dapat menembus balok
setebal 3 cm tetapi menjadu cukup lemah setelah menembus aluminium setebal 1,5
cm. Dengan menempatkan tangan diantara tabung sinar X dan tabir berlapiskan
bahan pendar,akan terlihat bayangan tulang tangan ditabir flourensis, sinar X
dapat menghitamkan kertas potret,sinar X tidak dapat dikumpulkan oleh lensa,sinar
X didapatkan menjalar menurut garis lurus walaupun melalui medan listrik dan
magnetik, tetapi menembud bahan dengan mudah, menyebabkan bhan fosforesen
berkilau, dan terjadi perubahan flat fotografik,Sinar X dapat menetralkan
muatan pada benda bermuatan listrik positif maupun negatif. Ini berarti sinar X
dapat menghasilkan mutan listrik sewaktu melintasi mediu,sinar terjadi apabila
sinar katoda membentur bahan padat terutama logam.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar