MAKALAH
FISIKA MODERN
“ Partikel Elementer ”

Disusun oleh :
elis kotte
1501050043
Semester VI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
NTT
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Mungkin sulit untuk mempercayai
bahwa segala sesuatu terkomposisi dari partikel yang berukuran sangat kecil,
karena mereka tidak dapat dilihat secara langsung oleh mata. Namun kenyataanya,
partikel-partikel elementer merupakan unsur pokok yang membangun materi.
Seperti bayangan pada layar komputer atau TV yang terkomposisi dari titik-titik
(dot-dot) kecil kemudian tampak sebagai bayangan kontinu, mereka adalah materi
yang tersusun oleh atom yang berarti tersusun dari partikel-partikel elementer.
Obyek-obyek fisis yang tampak disekitar kita adalah kontinu dan uniform, namun
pada kenyataannya tidak demikian.
Sebelum para fisikawan dapat
memahami apa yang ada di dalam materi dan mendeduksikan komposisinya, mereka
membutuhkan sebuah teknologi maju berupa instrumen pengukuran dengan
sensitivitas yang tinggi. Namun setiap mereka mengembangkan teknologi yang
akurat, lebih banyak lagi ditemukan partikel-partikel penyusun materi, struktur
materi. Ketika para fisikawan memiliki akses untuk menyelidiki ukuran yang lebih
kecil lagi, mereka menemukan unsur yang lebih fundamental lagi, substruktur
yang merupakan unsur pokok dari elemen-elemen struktural yang telah diketahui
sebelumnya.
Pada awal penemuannya, proton dan
neutron dikatakan sebagai partikel elementer. Namun pada perkembangannya,
ditemukan partikel-partikel yang lebih kecil daripada itu. Oleh karena itu,
dalam makalah ini akan dibahas mengenai partikel elementer.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang yang telah
diuraikan di atas maka penyusun dapat merumuskan suatu masalah yaitu : Apa itu
partikel elementer ?
C.
TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini
adalah untuk memperkaya wawasan kita mengenai partikel elementer
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Partikel Elementer
Partikel elementer merupakan
partikel yang strukturnya tidak diketahui, sehingga tidak diketahui apakah
partikel itu tersusun dari partikel tunggal atau gabungan partikel lain
(partikel komposit). Tetapi pada
kenyataanya, partikel-partikel elementer merupakan unsur pokok yang membangun
materi.

Gambar 1.
Struktur Materi
Apakah materi penyusun alam semesta ini? Pastilah tersusun dari objek-objek
yang fundamental. Yang dimaksud dengan objek fundamental adalah objek sederhana
yang ukurannya sangat kecil , tidak mempunyai struktur dan tidak tersusun dari
sesuatu yang lebih kecil lagi atau biasa disebut dengan partikel elementer.
B.
Klasifikasi
Partikel Elementer
Partikel elementer
dapat klasifikasikan berdasarkan nilai spinnya atau berdasarkan interaksi yang
mempengaruhi. Berdasarkan perbedaan nilai spinnya partikel elementer dapat
dibedakan menjadi partikel fermion (spin pecahan) dan partikel boson (spin
bulat). Pada umumnya materi tersusun atas fermion dan boson. Lepton dan quark
termasuk dalam keluarga fermion sedangkan pada keluarga boson terdapat partikel
gauge bosons serta higgs bosons. Sedangkan berdasarkan
interaksi yang mempengaruhi, partikel elementer dapat dibedakan menjadi partikel
hadron, yang dipengaruhi interaksi kuat, interaksi lemah dan interaksi
elektromagnetik, sedangkan partikel lepton dipengaruhi oleh interaksi lemah dan
interaksi elektromagnetik.
1.
Partikel Fundamental Fermions (Materi-
Antimateri)
Suatu partikel
dikatakan sebagai fermion identitas jika memiliki spin setengah bilangan bulat
dan fungsi-fungsi gelombang dari kedua gelombang berubah ketika saling
bertukaran. Yang termasuk ke dalam keluarga fermion yaitu quark, lepton, dan
baryon.
a)
Lepton
Lepton merupakan partikel elementer yang paling sederhana yang tidak
terdapat petunjuk adanya struktur internal, bahkan tidak ditemukannya ukuran
dalam ruang. Partikel ini hampir mendekati partikel-titik. Yang termasuk ke
dalam keluarga lepton yaitu elektron dan neutrino.
Elektron adalah partikel elementer yang pertama, yang teorinya diusulkan
oleh Dirac. Teori tersebut menyebutkan bahwa didapatkannya persamaan gelombang
untuk partikel bermuatan dalam medan elektromagnetik dengan memasukkan efek
relativitas khusus. Ketika massa dan muatan elektron hasil pengamatan dimasukkan
dalam solusi yang sesuri dengan persamaan tersebut, momentum sudut elektron
didapatkan 1/2h spinnya 1/2 dan momen magnetiknya didapatkan eh/2m, atau
magneton Bohr. Namun, ramalan Dirac tidak sesuai dengan eksperimen. Dalam
eksperimennya, Dirac menemukan elektron positif yang biasanya disebut dengan
positron. Positron tersebut sering disebut dengan anti-partikel dari elektron,
karena positron dapat bergabung dan musnah bersama elektron. Anti-partikel dari
suatu partikel mempunyai massa, spin dan umur yang sama, tetapi muatannya (jika
ada) berlawanan dan penjajaran atai anti-penjajaran antara spinnya dan momen
magnetiknya selalu berlawanan dengan partikelnya.
Begitu juga neutrino, neutrino memiliki anti-neutrino. Keduanya memiliki
perbedaan khusus, yaitu terletak pada arah geraknya. Neutrino memiliki arah
gerak yang berlawanan dengan arah gerak jarum jam, sedangkan antineutrino
memiliki arah gerak yang searah dengan arag gerak jarum jam. Dua anggota lain
dari keluarga lepton adalah muon. Muon merupakan hasil peluruhan pion. Selain
meluruh menjadi mion, pion juga meluruh menjadi neutrino. Namun, neutrino ini
berasal dari peluruhan beta.
Tabel 1. Data Partikel Keluarga Lepton

|
b)
Quark
Quark merupakan bagian terkecil dari hadron yang mempunyai pecahan muatan
dan sifat yang disebut dengan warna yang
menyebabkan interaksi kuat. Hadron sendiri merupakan partikel berinteraksi
kuat. Quark pada hakikatnya merupakan partikel-titik yang tidak memiliki
struktur internal, tetapi berlainan dengan lepton dan bahkan berlainan dengan
partikel lain dalam alam diduga memiliki muatan listrik pecahan.
Terdapat beberapa jenis quark, dan
dipercaya terdapat paling sedikit enam flavor, yang disebut up, down, stange,
charmed, bottom, dan top. Setiap flavor terdiri dari tiga warna, yakni merah,
hijau dan biru. Perlu ditekankan bahwa istilah-istilah seperti flavor dan
khususnya warna hanya merupakan label atau pengenal saja. Quark jauh lebih
kecil dari panjang gelombang cahaya tampak sehingga tidak akan memiliki warna
dalam keadaan yang sebenarnya. Proton dan netron terdiri dari tiga quark dengan
warna yang berbeda. Proton tersusun atas dua quark up dan satu quark down,
sedangkan netron tersusun dari dua quark down dan satu quark up. Tiga quark
semula diberi label u untuk “up, d untuk “down”, dan s untuk “strange”. Partikel
dan antipartikelnya diberi muatan
sebagai berikut:
Muatan
partikel Muatan anti partikel
u : +2/3 e u : - 2/3 e
d : -
1/3 e d : +1/3 e
s : -
1/3 e s : +1/3 e
Tabel 2. Data Partikel Keluarga Quark

|
Sifat Tiga Generasi Quark dan Lepton
Masing-masing quark
memiliki bilangan barion B 1/3 dan masing-masing antiquark
memiliki bilangan barion B= -1/3.
Sebuah barion
terdiri dari 3 Quark, sehingga memiliki B= +1, dan antibarion terdiri dari 3
antiquark, sehingga B= -1; meson terdiri dari satu quark dan satu anti-quark,
sehingga B= 0. Quark semuanya memiliki paritas genap dan spin 1/2.
|
Generasi
|
Quark
|
Simbol
|
Muatan, e
|
Keanehan
|
Pesona
|
|
1
|
Ke atas
|
u
|
(+ ⅔)
|
0
|
0
|
|
Ke bawah
|
d
|
(- ⅓)
|
0
|
0
|
|
|
2
|
Pesona
|
c
|
(+ ⅔)
|
0
|
1
|
|
Keanehan
|
s
|
(- ⅓)
|
-1
|
0
|
|
|
3
|
Puncak
|
t
|
(+ ⅔)
|
0
|
0
|
|
dasar
|
b
|
(- ⅓)
|
0
|
0
|
|
|
Generasi
|
Lepton
|
Simbol
|
Muatan, e
|
||
|
1
|
Elektron
|
e-
|
-1
|
||
|
e-Neutrino
|
ve
|
0
|
|||
|
2
|
Muon
|
µ-
|
-1
|
||
|
µ-Neutrino
|
v µ
|
0
|
|||
|
3
|
Tau
|
ז -
|
-1
|
||
|
ז-Neutrino
|
Vז
|
0
|
c)
Baryon
Baryon adalah fermion hadron, yaitu fermion yang
mengambil peran dalam interaksi nuklir kuat, dan luruh menjadi nukleon dengan
radiasi emisi meson. Sehingga semua baryon harus memiliki masa lebih besar
daripada atau samadengan masa proton. Mencakup hyperon dan nukleon. Hyperon
mencakup omegon, xion, sigmon, dan lamdon. Sedangkan nukleon mencakup neutron
dan proton. Masing-masng dengan anti-partikel. Baryon memiliki idetitas, nomor
baryon [B], satu untuk baryon [B = 1] dan minus atau untuk anti-baryon [B =
–1]. Sehingga untuk semua partikel non-baryon adalah nol [B = 0]. Total nomor
baryon memenuhi konservasi dalam interaksi nuklir kuat. Baryon terdiri dari 3
kuark, masing-maisng dengan nomor bariyon 1/3 [B = 1/3], dan anti-baryon
terdiri dari 3 anti-kuark, masing-masing dengan nomor bariyon 1/3 [B = –1/3].
Tabel 3. Data beberapa partikel komposit
|

2.
Partikel Fundamental Boson
Suatu partikel dikatakan boson jika memiliki spin bilangan bulat dan
fungsi-fungsi gelombang dari kedua partikel tidak berubah ketika saling
bertukaran. Meson dan Gauge boson adalah termasuk keluarga boson.
a)
Meson
Meson didefinisikan sebagai partikel yang dipengaruhi interaksi kuat dan
mempunyai nilai bilangan barion 0, meson termasuk keluarga boson yang mempunyai
spin bulat. Meson merupakan boson
hadron, yaitu boson yang mengambil peran dalam interaksi nuklir kuat.
Mencakup meson H dan meson L. Meson H mencakup eton, chion, dan kaon. Meson L
mencakup pion. Meson terdiri dari pasangan kuark dan anti-kuark. Karena meson
terdiri dari kuark sebagai subpartikel, mereka juga dapat mengambil peran dan
interaksi nuklir lemah. Sedangkan meson bermuatan dengan sendirinya terlibat
dalam interaksi elektromagnetik. Meson disubklasifikasikan berdasarkan pada
kuark penyusunya, momentum angular total, paritas, paritas C, dan paritas G.
Meson tak dihasilkan dalam keluruhan radioativitas, tapi secara alami dalam
interaksi energi tinggi antar partikel berkomposisi kuark di radiasi kosmik.
b)
Gauge Boson
Teori fisika partikel dari elektromagnetik meliputi prediksi-prediksi
persamaan Maxwell serta efek kuantumnya (teori elektromagnetik kuantum). Yang
termasuk ke dalam gauge boson misalnya foton, gluon, dan graviton.
Foton adalah sebuah kuantum dari gaya elektromagnetik dan sebagai
mediator/perantara pertukaran partikel. Sebuah elektron masuk daerah interaksi
mengemisikan sebuah foton dan foton kemudian merambat ke elektron yang lain,
mengkomunikasikan gaya elektromagnetik, kemudian lenyap. Melalui pertukaran ini
(foton bertransmisi), foton memediasi sebuah gaya dan menyampaikan informasi
dari satu tempat ke tempat yang lain. Keberadan foton sebagai boson gauge mendorong
P. Dirac, R. Feynman dan J. Schwinger serta S.I. Tomonaga untuk mengembangkan teori mekanika quantum dari foton dan melahirkan sebuah
teori elektrodinamika kuantum (QED = Qantum Electrodynamics).
Teori elektrodinamika kuantum (QED = Qantum Electrodynamics) meliputi
semua prediksi dari teori elektromagnetik klasik serta kontribusi partikel (kuantum)
terhadap proses fisika, yakni interaksi yang dihasilkan oleh pertukaran
partikel-partikel kuantum. QED menjelaskan bagaimana pertukaran foton
menghasilkan gaya elektromagnetik, dua elektron masuk daerah interaksi yang
kemudian terjadi pertukaran sebuah foton. Kemudian dua elektron muncul dengan
lintasan resultannya (sebagai contoh, kecepatan dan arah gerak) dipengaruhi
oleh gaya elektromagnetik yang dikomunikasikan.
Tidak semua proses QED meliputi foton yang kemudian lenyap (sebagai partikel
internal) ada juga sebuah proses riil yaitu melibatkan foton eksternal,
partikel yang masuk atau meninggalkan suatu daerah interaksi. Partikel-partikel
seperti ini seringkali dibelokkan dan dapat pula berubah menjadi partikel lain.
Partikel-partikel yang masuk atau meninggalkan suatu daerah interaksi merupakan
partikel-partikel fisis riil yang diketahui sebagai boson gauge, yang
akan merespon untuk mengkomunikasikan gaya tertentu. Karena tidak bermassa,
jangkauan potensial elektromagnetiknya tidak berhingga, atau dapat dikatakan
besar energi potensial berbanding terbalik dengan jarak. Contoh lain boson
gauge adalah boson lemah (weak boson) dan gluon, masing-masing
mengkomunikasikan gaya lemah dan gaya kuat.
Gluon merupakan energi interaksi kuat yang menyatukan materi dengan gaya-gaya
fisika. Misalnya ketika pembentukan meson, quark terikat bersama dengan adanya
gaya nuklir kuat yang berasal dari gluon. Gluon ini juga membawa muatan warna
ketika berinteaksi dengan materi.
W+, W−,
and Z0 boson merupakan energi yang menyebabkan interaksi lemah. W dikenal dalam
peluruhan nuklir, W− mengubah neutron menjadi proton kemudian
meluruh menjadi sebuah elektron dan elektron pasangan antiineutrino, dan Z0
tidak mengubah muatan melainkan mengubah momentum dan mekanisme elatis hamburan
neutrino. Foton yang tak bermassa menengahi interaksi elektromagnetik.
Graviton adalah partikel boson non-hadron hipotetik yang
dianggap bertanggungjawab atas efek gravitasi. Dalam kuantum gravitasi,
graviton adalah kuantum radiasi gravitasional, dengan masa-diam nol, muatan
netral, dengan anti-partikel adalah dirinya sendiri, karena gravitasi adalah
monopol atau kutub tunggal, dan dengan spin 2. Penetapan spin graviton adalah
berdasarkan pada energi stress-tensor, tensor peringkat dua, dibandingkan
dengan tensor peringkat 1 pada energi elektromagnetik foton sebagai boson
dengan spin 1.
C.
Gaya atau
Interaksi Alamiah Alam Semesta
Partikel pembawa gaya
dapat dikelompokkan empat kategori menurut kekuatan gaya yang dibawanya dan
interaksinya dengan partikel jenis tertentu. Empat interaksi tersebut adalah
interaksi/gaya gravitasi (gravitational interaction), interaksi elektromagnetik
(electromagnetic interaction), interaksi lemah (weak interaction), dan
interaksi kuat (strong interaction). Setiap interaksi memiliki paertilkel
pembawa interaksi khusus, yang hanya bisa bekerja spesifik pada interaksi
tertentu.
Yang pertama adalah
interaksi gravitasi. Interaksi ini bersifat universal artinya bahwa setiap
partikel merasakan gaya gravitasi yang besarnya bergantung pada massa atau
energinya. Gravitasi merupakan yang terlemag dari keempat interaksi tersebut.
Gravitasi dapat menjangkau jarak yang jauh dan selalu bersifat menarik.
Interaksi gravitasi membuat benda jatuh ke tanah dan juga pergerakan planet dan
galaksi. Semakin masif benda maka semakin besar merasakan interaksi gravitasi.
Sebaliknya bertambah jauh jarak dua benda makin semakin berkurang interksi
gravitasi yang bekerja. Oleh karenanya pada skala mikroskopis interaksi ini
diabaikan. Interaksi ini dijelaskan oleh Teori Relativitas Umum Einstein.
Partikel pembawa interaksi gravitasi adalah graviton.
Kedua, disebut
interaksi elektromagnetic yang berinteraksi dengan partikel-partikel bermuatan
listrik seperti elektron, proton, quark, namun tidak berinteraksi dengan
partikel-partikel tak bermuatan listrik seperti graviton dan netron. Interaksi
ini jauh lebih kuat dari gaya gravitasi. Interaksi elektromagnetik menyebabkan
semua fenomena menyangkut listrik dan magnetik. Interaksi elektromagnetik
dijelaskan oleh quantum electrodynamics dimana Feynman, Schwinger dan Tomonaga
mendapat hadiah nobel tahun 1965. Partikel pembawa interaksi elektromagnetik
adalah foton.
Ketiga, adalah
Interaksi nuklir lemah yang dibutuhkan oleh radioaktivitas. Pada tahun 1967
Abdus Salam dan Steven Weinberg mengemukaan teori yang memadukan interaksi
nuklir lemah dan elektromagnetik memadukan kelistrikan dan kemagnetan . Beliau
berpendapat bahwa selain foton, terdapat tiga partikel yang secara bersama-sama
membawa gaya lemah (W+, W-, Z).
Terakhir adalah
Interaksi kuat, yang juga terjadi pada subatomik dan hanya dirasakan oleh
Quark. Nobel Fisika 2004 adalah tema tersebut. Dimana terdapat temuan tentang
gluon sebagai exchange particle dalam interaksi kuat. Temuan ini memulai sebuah
teori baru dalam teori medan kuantum (Quantum Chromodynamic), teori khusus
untuk mempelajari fenomena dalam interaksi kuat.
Tabel 4. Data Partikel Pembawa Gaya

|
D.
Grand
Unified Theory
Keberhasilan
penggabungan interaksi/gaya nuklir lemah dan gaya elektromagnetik membangkitkan
adanya usaha untuk menggabungkan kedua gaya tersebut dengan gaya nuklir kuat
menjadi teori paduan agung (Grand Unified Theory/GUT). Ide dasar teori paduan
agung adalah bahwa gaya nuklir kuat menjadi lebih lemah pada energi tinggi.
Sebaliknya gaya nuklir lemah dan gaya lektromagnetik menjadi semakin kuat pada
energi yang tinggi. Pada suatu energi sangat tinggi yang disebut energi paduan
agung, ketiga gaya tersebut akan memiliki kekuatan yang sama dan karena itu
dapat dipandang sebagai aspek yang berbeda dari sebuah gaya tunggal. Banyak
versi tentang Grand Inified Theory, tetapi belum ada verifikasi final.
Pembuktian kesahihan GUT antara lain berasal dari peluruhan proton yang meluruh
dengan sendirinya atau secara spontan.
GUT dianggap belum
lengkap, karena hanya menggabungkan tiga interaksi dari empat interaksi yang
ada di alam semesta. Oleh karenanya muncul kemudian ide untuk menggabungkan
keempat interaksi alamiah tersebut yang kemudian disebut dengan Theory of
Everything (TOE).
Theory of everything
ditafsirkan dalam banyak versi diantaranya adalah supersimetri dan
superstring/supertali. TOE mempunyai makna sebuah teori kemanunggalan agung
yang menggabungkan semua teori yang ada menjadi hanya sebuah teori terpadu yang
kemudian diekspresikan dalam bentuk persamaan.
Ide superstring
dicetuskan antara lain oleh John Schwarz dari Institut Teknologi Kalifornia dan
Michael Green. Superstring adalah teori tentang semesta berdimensi sepuluh
dimana penyusunan dasar materi dan energi bukanlah berupa titik melainkan
tali-tali superkecil (string). Tali-tali tersebut apabila 1033 tali dijajarkan
panjangnya kira-kira hanya satu meter. Untuk menguji prakiraan eksperimental
teori superstring, seseorang harus mampu melakukan proses matematika yang disebut dengan kompaktifikasi, yaitu
proses mereduksi teori sepuluh dimensi menjadi dunia nyata empat dimensi (tiga
dimensi ruang satu dimensi waktu).
Untuk memastikan apakah
teori superstring akan menjadi Theory of everything masih dibutuhkan waktu yang
lama. Penelitian-penelitian terus dilakukan untuk kemudian menemukan Theory of
everything.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Neutrino
adalah partikel yang paling melimpah di alam semesta dan memiliki dampak pada
berbagai aspek kosmologi, dari leptogenesis pada awal alam semesta, dan nukleosintesis big bang, untuk pembentukan struktur ruang- waktu. Pada
penelitian ini akan di telaah beberapa aspek umum neutrino kosmologi dengan
penekanan khusus pada masalah yang relevan dengan batas kosmologis pada
neutrino bermassa. Model standar pembentukan alam semesta memprediksi
keberadaan dari neutrino. Pengukuran kosmologi standar memberikan hasil yang
baik dalam fisika neutrino, dalam beberapa tahun terakhir perhatian besar
dikhususkan pada fenomena neutrino secara
teoritis. Penelitian ini dimulai dengan telah interaksi Hamiltonian
leptonik dan medan operator melalui matriks Dirac dan teori medan kuantum pada dark energy . Tujuan penelitian ini adalah mencari formulasi eksak dari neutrino mixing dan Flavor Operator dengan pendekatan
Pontokervo dan osilasi neutrino dalam mekanika kuantum. Dalam penelitian ini
akan di telaah khusus pada Majorana Neutrino, Dirac Neutrino, dan Osilasi Neutrino dalam Mekanika Kuantum. Saat
pakar fisika mempelajari dunia yang sangat kecil, para pakar kosmologi
mempelajari sejarah kosmos dan kembali kemikrodetik pertama setelah terjadinya
big bang. Pengamatan atas kejadian tumbukan dua partikel di dalam
akselator sangat penting dalam melakukan
rekonstruksi saat-saat awal dari sejarah kosmik. Oleh karena alasan inilah maka
kunci untuk memahami awal alam semesta terletak pada pemahaman neutrino dan
partikel elementer. Para pakar kosmologi dan Fisikawan sekarang menyadari bahwa
mereka memiliki banyak sasaran yang sama dan bersama-sama berusaha memahami
dunia fisis hingga ketingkat yang paling fundamental. Pemahaman kita mengenai
fisika pada jarak dekat masih sangat rendah. Fisika partikel masih
memiliki segudang pertanyaan yang belum
terjawab dan untuk dikerjakan dalam penelitian ini mengapa di alam semesta ini
hanya terdapat sedikit anti materi, apakah mungkin bagi kita mengabungkan
teori gaya kuat dan gaya listik-lemah
dengan cara yang konsisten dan logis dalam neutrino dan partikel elementer,
mengapa lepton dan quark sama-sama membentuk tiga keluarga yang serupa tapi
memiliki keunikan masing-masing, apakah selain perbedaan massanya, moun dan
elektron sama, apakah moun dan elektron memiliki perbedaan- perbedaan lain yang
belum diketahui, mengapa sebagian partikel bermuatan dan sebagian netral,
mengapa quark membawa muatan kecil, apa yang menentukan massa dari
penyusun-penyusun materi, adakah quark yang terisolasi. Pertanyaan penting yang
masih belum terjawab adalah apakah lepton dan quark memiliki struktur yang
lebih kecil lagi. Jika ya, mungkin masih ada tingkatan-tingkatan struktur lebih
dalam dengan jumlah yang tak terhingga didalam lepton dan quark.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010. Partikel Elementer.
(Online) http://repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789/29496/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada 9 Januari 2018 pukul 19.30 WITA.
Anonim. 2012. Partikel Elementer.
(online) http://ilmunuklir.wordpress. com/tag/partikel-elementer/. Diakses
pada 9 Januari 2018 pukul 20.00 WITA
Mulyono,
Agus. 2011. Partikel Elementer dan Interaksi Alamiah. (Online) http://saintek.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Partikel-Elementer-dan-Interaksi-Alamiah.pdf. Diakses pada 9 Januari 2018 pukul 20.00 WITA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar