MAKALAH
FISIKA RADIASI
“RADITERAPI
PADA KANKER SERVIK “
OLEH
Elis kotte ( 1501050043)
KELAS A
SEMESTER
6
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NUSA CENDANA
KUPANG
2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyuKL
un dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang
“RADIOTERAPI PADA KANKER SERVIK ”.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan yang Maha Esa.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
SKupang,
juni 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan :
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan
masalah.............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................1
Bab II Pembahasan
A. Pengertian radioterapi
…………………..........................................................2
B. Pengertian kanker
........................................................................................2
C. Kegunaan radioterapi pada kanker servik ...................................3
D. Efek radioterapi pada kanker servik .................................................6.
Bab 3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan.....................................................................................................7.
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan diikuti
dengan ilmu teknologi. Didunia kesehatan peralatan teknologi yang digunakan
semakin canggih. Radiologi memegang peranan penting dalam upaya penegakan
diagnosa suatu penyakit dan mempelajari penyakit terutama dalam bidang
radiodiagnostik dan radioterapi yang bertujuan untuk penyembuahan dari sakit
yang dideritanya atau sekedar meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Salah
satunya pengobatan keganasan yang danggap mematika yaitu kanker.
Beberapa metode dapat diterapkan dalam
penganan penyakit tumor ganas atau kanker. Yaitu operasi,kemoterapi dan
radioterapi. Metode tersebut dapat dilakukan secara mandiri atau pun bis
dokimbinasikan.
Radioterapi
merupakan tindakan medis yang dilakukan pada pasien dengan menggunalan radiasi
pengion untuk memtikan sel kanker semaksimal mungkin
Kanker dapat menyerang semua lapisan
masyarakat tanpa mengenal status sosial, umur, dan jenis kelamin. Anak-anak,
remaja, dan orang dewasa tak luput dari serangan kanker. Begitu pula dengan
pria maupun wanita dapat terserang penyakit yang paling banyak ditakuti ini.
Namun, dari kenyataan yang ada, kaum wanita yang paling banyak terkena kanker.
Tidak sedikit dari mereka yang divonis terkena kanker merasa tidak lagi punya
masa depan. Penyakit ini sebenarnya timbul akibat kondisi fisik yang tidak
normal serta pola makan dan pola hidup yang tidak sehat, meskipun bisa
diketahui kanker bisa diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Kaum wanita
cukup rentan terhadap serangan kanker, terutama organ vital seperti payudara,
dan organ reproduksi seperti rahim, indung telur, dan vagina. Bagi wanita,
penyakit ini menjadi isu yang menakutkan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian radioterapi
?
2.
Apa pengertian kanker
?
3.
Bagaimana kegunaan radioterapi pada kanker
servik?
4.
Bagaimana efek
samping radioterapi pada kanker servik ?
C.
Tujuan
1.
Dapat
menengetahu pengertian radioisotop
2.
Dapat mengetahui
pengertian kanker
3.
Dapat mengetahui
kegunaan radioterapi pada kanker servik
4.
Dapat mengetahui
efek samping radioterapi pada kanker servik
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Radioterapi
Terapi radiasi
(radioterapi) adalah terapi dengan menggunakan radiasi yang bersumber dari
energi radioaktif. Radioterapi yaitu suatu jenis pengobatan yang menggunakan
atau memanfaatkan sinar pengion ( sinar X, sinar gamma ), dan partikel lain
(neutron, proton,dll) untuk memastikan sel-sel kanker tanpa akibat fatl pada
jaringan sehat disekitarnya. Terapi radiasi ini akan mematika sel-sel kanker
jika mencapai dosis tertentu. Radioterapi merupakan salah satu terapi atau
pengobatan penyakit kanker atau keganasan.
Prinsip radioterapi
yaitu memberikan dosis radiasi yang tepat dan terukur pada volume tumor yang
ditentukan, menghindari atau mengurang kerunsakan jaringan sehat disekitarnya
seminimal mungkin,
B.
Pengertian Kanker
Kanker merupakan penyakit akibat
pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel
kanker dalam perkembangannya. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker memiliki berbagai macam
jenis dengan berbagai akibat dan salah satu jenis kanker adalah kanker serviks.
Kanker serviks adalah kanker paling umum
pada sistem reproduksi wanita (Monahan & Neighbors, 1998). Kanker serviks
terjadi ketika sel pada serviks mulai tumbuh tidak terkontrol dan kemudian
dapat menyerang jaringan terdekat atau menyebar ke seluruh tubuh. Secara
histologis terdapat dua tipe utama kanker serviks, yaitu karsinoma skuamosa dan
adenokarsinoma. Karsinoma skuamosa terdiri dari 80-95% kanker dan terjadi lebih
sering pada usia lanjut. Sisa dari kasus yang ada adalah adenokarsinoma yang
terjadi lebih sering pada wanita usia muda dan cenderung akan menjadi kanker
yang agresif (berkembang dengan sangat cepat) (Gale & Charette, 1995).
Penyebab
utama terjadinya kanker serviks diduga kuat infeksi virus HPV (Human Papilloma
Virus). Kanker serviks pada stadium awal tidak menimbulkan gejala apapun.
Gejala baru timbul ketika sel-sel kanker serviks sudah menginvasi jaringan
sekitarnya, yaitu berupa :
·
Perdarahan tidak normal : diluar siklus
menstruasi, setelah berhubungan intim, atau setelah pemeriksaan panggul.
·
Keputihan menahun, dengan cirri diantaranya :
kental, warna kuning/kecoklatan, dapat berbau busuk dan/atau gatal.
·
Nyeri panggul hebat.
·
Pada stadium lanjut, gejala kanker
serviks dapat berupa keluarnya air kemih dan tinja dari vagina.
Pasien
akan didiagnosa untuk mengetahui stadium kanker serviks yang dideritanya.
·
Stadium 0 (Carsinoma in situ) : Sel-sel
kanker serviks hanya ditemukan di lapisan terdalam leher rahim/serviks.
·
Stadium I : kanker ditemukan pada
serviks saja.
·
Stadium II : kanker telah menyebar di
luar serviks tetapi tidak ke dinding pelvis atau sepertiga bagian bawah vagina.
·
Stadium III : kanker serviks telah
menyebar ke sepertiga bagian bawah vagina, mungkin telah menyebar ke dinding
panggul, dan/atau telah menyebabkan ginjal tidak berfungsi.
·
Stadium IV : kanker serviks telah
menyebar ke kandung kemih, rektum, atau bagian lain dari tubuh (paru-paru,
tulang, liver, dll)
C.
Kegunaan radioterapi pada kanker servik
Kanker serviks merupakan salah satu
kanker terganas yang ada. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode untuk
mengobatinya. Radioterapi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan.
Radioterapi merupakan terapi yang menggunakan radiasi pengion untuk mengobati
kanker. Radiasi pengion tersebut dapat berasal dari sumber radioaktif maupun
mesin linear accelerator. Metode radioterapi yang digunakan dapat berupa
radioterapi eksternal ataupun brakiterapi. Dengan radioterapi ini diharapkan
pasien dapat sembuh ataupun mengurangi rasa sakit pasien yang mengalami kanker.
Dengan mengetahui stadium kanker serviks
yang diderita pasien, dokter dapat dengan tepat memberikan radioterapi dengan
metode dan dosis yang sesuai dengan stadium kanker yang diderita pasien. Dosis
dari radiasi ditentukan dari ukuran, luasnya, tipe, dan stadium tumor bersamaan
dengan responnya terhadap radioterapi. Jenis-jenis
radioterapi untuk kanker serviks :
1.
Radiasi Eksternal
Radiasi eksternal adalah bentuk pengobatan radiasi
dengan sumber radiasi mempunyai jarak dengan target yang dituju atau berada
diluar tubuh. Sumber radiasi yang dipakai adalah sinar X dan photon yang
merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang dikeluarkan oleh pesawat
Linear Accelerator (LINAC ). Pengobatan dengan menggunakan radiaoterapi
ekternal dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
·
Radioterapi
Eksternal Seluruh Panggul (whole pelvis)
Radioterapi
eksternal pada seluruh panggul (whole pelvis radiation) dapat digunakan untuk
radioterapi kanker serviks. Kebijakan apakah metastatis limfonodi dimasukkan
dalam target volume lapangan radioterapi eksternal whole
pelvis tergantung pada derajat histology, stadium tumor primer, pola
infiltrasi tumor, pola metastatis jauh. Dosis maksimum yang digunakan
tergantung dari dosis toleransi maksimal jaringan normal yang berada di
panggul. Faktor yang mempengaruhi besarnya dosis radiasi eksternal whole
pelvis adalah umur penderita, beberapa keadaan yang menyebabkan turunnya
dosis toleransi. Bagian superior panggul secara normal terisi oleh usus halus
ileum yang bergerak bebas dengan dosis toleransi maksimum adalah 4 Gy dan 50 Gy
dalam 4,5 – 5 minggu, sehingga dosis radiasi maksimum whole pelvis tidak boleh
melebihi dosis toleransi usus halus sebesar 45 Gy – 50 Gy.
CT scan panggul menunjukkan vesica
urinaria yang penuh terbukti dapat mendorong usus halus ke superior, keluar
lapangan radiasi whole pelvis, sehingga disarankan pada saat
radiasi whole pelvis, sebaiknya vesica urinaria penuh.
Struktur dalam panggul yang harus
dilindungi adalah rektum, sigmoid serta caput femoris yang terkena radiasi
lapangan lateral. Proktitis dan tenesmus merupakan efek samping radiasi.
·
Definisi target
volume pada karsinoma serviks uteri
Target volume meliputi tumor primer,
limfonodi pelvis, limfonodi parailiaka dan limfonodi iliaka komunis. Target
volume ini harus mendapatkan dosis yang homogen sebesar 50 Gy. Agar setiap
organ yang menjadi target volume mendapatkan dosis 50 Gy secara homogen, dapat
dilaksanakan dengan menggunakan 4 lapangan radiasi yaitu lapangan anterior,
posterior, lateral kanan, lateral kiri. Sehingga target volume berupa sebuah
“kotak” yang terdapat didalam panggul dimana serviks, korpus uteri,
parametrium, salfing, tuba, ovarium kelenjar limfe regional (limfonodi
paraservikal, limfonodi parailiakal, limfonodi paraaortal) sebagian dinding lateral
panggul keras, bagian anterior rektum, bagian posterior vesika urinaria,
semuanya masuk didalam “kotak” target volume. Teknik ini disebut “box system”
yang terutama digunakan pada karsinoma serviks uteri
stadium inoperable yaitu IIB, IIIA, IIIB yang tumornya masih utuh,
yang infiltratif ke parametrium atau vagina. Untuk karsinoma serviks uteri
stadium IA/1B post operasi pan histerektomi dan karsinoma serviks IIA post
operasi Wertheim, teknik radiasi whole pelvis 2 lapangan
anterior-posterior dapat digunakan karena yang harus dieradikasi dengan
radioterapi berupa mikroskopik residual disease karena stadiumnya
masih dini sehingga 2 lapangan AP-PA sudah mencukupi.
Batas-batas lapangan anterior posterior
whole pelvis meliputi batas atas tepi atas vertebra lumbal V, batas bawah tepi
bawah foramen obturatoria, batas lateral 2 cm lateral dari linea inominata.
Batas-batas lapangan radiasi lateral whole pelvis meliputi batas atas
corpus vertebra lumbal V, batas bawah foramen obturatoria, batas posterior
adalah tepi posterior simfisis ossis pubis.
·
Radioterapi
eksternal pada karsinoma serviks uteri pasca wertheim
Indikasi
radioterapi eksternal pada karsinoma serviks uteri stadium Ia, Ib, IIa adalah
terdapat metastasis limfonodi para iliaka dan para aorta, jenis histologi
karsinoma epidermoid berdiferensiasi buruk, sayatan operasi tidak bebas tumor.
Khusus untuk
karsinoma serviks uteri pasca operasi wertheim karena yang dihadapi adalah
mikroskopik disease, radiasi eksternal dapat diberikan dengan dua
lapangan anterior posterior dan posteroanterior dengan dosis 48 Gy s/d 50 Gy
dalam 25 fraksi radiasi, dosis perfraksi 2 Gy. Target volume adalah tumor
bed bekas tempat serviks, uterus dan adneksa, proksimal vagina pada
punctum bekas operasi, limfonodi parailiakal, parailiaka komunis.
Bila pada akhir
radiasi box system masih didapatkan residual disease pada
punctum vagina, yang dibuktikan dengan pemeriksaan pap smear, dapat dilakukan
booster radiasi dengan brakiterapi ovoid kembar, dengan dosis 500 cGy 2 cm dari
source sebanyak 2 kali aplikasi.
·
Radioterapi
eksternal pada karsinoma serviks uteri stadium inoperable IIb, IIIA
dan I1Ib
Target volume
adalah proksimal vagina, forniks vagina, portio uteri, serviks uteri, korpus
uteri, parametrium, salfing, tuba, ovarium, kelenjar limfe regional (Limfonodi
paraservikal, limfonodi parailiakal, limfonodi paraaortal) sebagian dinding
lateral panggul keras, bagian anterior rektum, bagian posterior vesika
urinaria. Teknik radiasi whole pelvis menggunakan sistem box 4
lapangan dengan batas lapangan seperti sudah disebutkan sebelumnya.
Dosis yang
digunakan adalah 46 Gy- 50 Gy dalam 23-25 fraksi radiasi, 2 Gy per fraksi.
Kontribusi dosis dari lapangan anterior 0,6 Gy, lapangan posterior 0,6 Gy,
lapangan lateral kanan 0,4 Gy, lapangan lateral kiri 0,4 Gy. Total dalam 1 hari
mendapat dosis per fraksi 2 Gy. Kontribusi dosis dapat berubah sesuai bentuk
panggul, panggul semakin besar dan pipih maka kontribusi dosis dari lapangan
lateral makin kecil < 0,4 Gy, kontribusi dari lapangan anterior dan posterior
> 0,6 Gy.
2.
Brachiterapi :
sumber radiasi ditempelkan pada tumor.
Brakiterapi
adalah radiasi dalam jarak yang dekat. Kelebihan brakiterapi adalah efek
samping yang didapat pasien lebih sedikit dan waktu rehabilitasi biasanya lebih
pendek. Sebelum brakiterapi biasanya dilakukan prosedur sinar-x atau CT scan
untuk mengetahui rencana perawatan yang akan dilakukan. Sumber radiasi
berbentuk kabel, lempengan yang dimasukkan ke dalam tumor untuk menyalurkan
radiasi dengan dosis tinggi. Sumber radioaktif ini adalah iridium-192 (HDR),
cesium-137 (LDR), iodine atau palladium.
Terdapat dua jenis brakiterapi. Radiasi
intrakaviter adalah salah satu jenis brakiterapi dimana sumber radiasi
ditempatkan pada suatu gagang dan dimasukkan ke dalam organ tubuh, seperti uterus
atau vagina. Alat/gagang itu dapat berupa pipa atau silinder yang didesain agar
pas ukurannya dengan bagian tubuh yang terbuka. Alat tersebut dapat disimpan
dengan tangan atau dengan bantuan mesin. Radiasi interstisial, pada jenis ini
sumber radiasi langsung dimasukkan pada jaringan tubuh dan diletakkan langsung
pada tumor. “High dose rate brachytherapy” merupakan jenis brakiterapi yang
baru yang sangat populer belakangan ini. Sebuah mesin yang memiliki sumber
radiasi dengan aktivitas yang sangat tinggi, kemudian sumber itu disalurkan
melalui kateter ke organ yang ada di dekat tumor.
Brakiterapi intracaviter pada karsinoma
serviks uteri memungkinkan memberikan dosis yang tinggi pada sentral tumor
primer di serviks uteri untuk mendapatkan kontrol tumor lokal yang maksimal
tanpa melebihi dosis toleransi maksimal pada jaringan normal sekitar tumor. Hal
ini dimungkinkan karena uterus normal dan vagina bersifat relatif
radioresisten, sehingga penurunan dosis yang tajam pada jarak 2 cm
dari source radiactive didalam seviks dan uterus serta vagina akan
melindungi jaringan normal sekitar serviks yaitu rektum, vesika urinaria dan
intestinum ileum.
Efek samping dari brakiterapi spesifik
di area yang akan diobati. Karena brakiterapi memfokuskan radiasi di area yang
kecil, maka hanya area itulah yang akan dipengaruhinya.
.
D.
Efek Samping Dari Radioterapi
1.
Trauma
Ada risiko kecil kerusakan pada rahim dan dinding
vagina selama penempatan implan intrakaviter. Mungkin ada beberapa rasa sakit
dan perdarahan jika ada trauma pada rahim dan dinding vagina. Dalam kebanyakan
kasus, kondisi ini akan sembuh dengan sendirinya, tapi operasi mungkin
diperlukan jika perdarahan tak dapat dihentikan.
2.
Kerusakan Saraf
Tingginya radiasi saat terapi ke panggul dapat
merusak saraf, namun kasus ini jarang terjadi. Seorang wanita mungkin merasakan
otot melemah, mati rasa, nyeri dan kesemutan di tubuh bagian bawah.
3.
Kelelahan
Kelelahan
salah satu efek samping yang paling sering terjadi setelah terapi radioterapi.
Karena, selama terapi, tubuh menggunakan lebih banyak energi untuk menyembuhkan
dirinya sendiri, sehingga kelelahan tak selalu hilang dengan beristirahat. Kelelahan
paling sering terjadi selama atau setelah minggu kedua menjalankan terapi
radiasi. Namun, kelelahan biasanya hilang secara bertahap setelah pengobatan
berakhir. Tapi, ada juga beberapa orang yang masih merasa lelah selama beberapa
minggu setelah menjalani terapi radiasi.
4.
Kulit Kering
Reaksi kulit terjadi karena terpapar sinar radiasi
ketika proses pengobatan. Kulit yang terpapar menjadi merah atau kering.
Biasanya, kulit menjadi kering dalam dua minggu pertama setelah pengobatan.
5.
Pembekuan Darah
Pembekuan
darah dapat terjadi setelah brachytherapy untuk mengobati kanker serviks, namun
jarang ada kasus. Risiko terjadinya pembekuan darah ketika pembuluh darah di
panggul yang terkena radiasi menggumpal. Dalam kasus yang paling serius,
gumpalan darah dapat menuju paru-paru atau disebut emboli paru. Hal ini dapat
menyebabkan sesak nafas, batuk berdarah, kadar oksigen dalam darah menurun dan
berpotensi tinggi gagal jantung. Karena itu, biasanya dokter akan memberikan
obat pengencer darah selama brachytherapy untuk mencegah terjadinya pembekuan
darah.
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Terapi
radiasi (radioterapi) adalah pengobatan yang terutama yang ditujukan untuk
penyakit keganasan dengan menggunakan sinar pengion.
Kanker
serviks adalah kanker paling umum pada sistem reproduksi wanita (Monahan &
Neighbors, 1998). Kanker serviks terjadi ketika sel pada serviks mulai tumbuh
tidak terkontrol dan kemudian dapat menyerang jaringan terdekat atau menyebar
ke seluruh tubuh. Secara histologis terdapat dua tipe utama kanker serviks,
yaitu karsinoma skuamosa dan adenokarsinoma.
Radioterapi
merupakan salah satu metode yang dapat digunakan. Radioterapi merupakan terapi
yang menggunakan radiasi pengion untuk mengobati kanker.
Efek
samping dari radioterapi pada kanker servik yaitu trauma, kerusakan saraf,
kelelahan, kulit kering, dan pembekuan darah.
DAFTAR
PUSTAKA
Lestari,
Dewi.2008.3 kanker terbesar wanita.Yogyakarta:PT. Natura Media Pratama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar